zwani.com myspace graphic comments

SeaRch

8 Sep 2010

Tanjung Benoa

KapanLagi.com - Pantai Tanjung Benoa terletak di ujung timur pulau Bali, masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Pantai ini merupakan tujuan wisata air yang cukup lengkap. Berbagai sarana olahraga air disediakan disini seperti banana boat, snorkling, flying fish, parasailing dan jetski. Namun untuk olahraga surfing yang banyak terdapat di pantai-pantai pulau Bali lainnya, tidak dapat dijumpai disini dikarenakan ombak di pantai ini cenderung tenang, sehingga kurang mendukung untuk surfing. Harga yang dikenakan untuk menikmati berbagai sarana olahraga air itu pun bermacam-macam berkisar antara Rp150 ribu sampai Rp200 ribu untuk pemakaian selama 10-15 menit. Tetapi di waktu-waktu padat pengunjung, jatah waktu pemaikan sering dikurangi menjadi sekitar 5 menit saja karena banyaknya antrian pengunjung yang ingin mencoba. Terkadang panjangnya antrian diperparah dengan beberapa turis luar yang berusaha menyela antrian. Mereka sering melakukan itu karena mereka merasa membayar lebih mahal dibandingkan turis lokal.
Diantara semua sarana olah raga air tersebut yang terasa agak asing didengar disini yaitu flying fish. Olahraga air ini memakai sebuah perahu dari karet yang berkapasitas dua orang dengan satu lagi untuk petugas yang duduk ditengah sebagai penyeimbang. Penumpang tidur terlentang di perahu yang kemudian akan ditarik dengan speedboat berkecepatan tinggi. Perahu akan menjadi terangkat dan terbang diatas air pada ketinggian 10-15 meter. Inilah yang disebut dengan flying fish. Selama berada diudara, petugas yang duduk ditengah, bertugas menyeimbangkan perahu agar tidak berputar atau terbalik karena hembusan angin.
Mengingat adanya tiga orang dalam perahu, terkadang bisa terjadi kasus dimana perahu karet tersebut tidak bisa terbang. Hal ini dikarenakan untuk bisa terbang dibutuhkan kecepatan speedboat yang tinggi dan juga hembusan angin yang cukup kuat. Jika salah satu faktor itu tidak mendukung, maka sensasi flying fish tidak akan bisa dirasakan, hanya sekedar punggung yang terasa terhempas-hempas oleh permukaan air laut.
Pesona lain dari pantai ini yaitu adanya Pulau Penyu yang berjarak kurang lebih 20-30 menit perjalanan, dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dengan biaya Rp.50 ribu per orang. Pulau ini disebut Pulau Penyu, karena merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu yang hampir punah. Penangkaran ini sendiri bernama Pudut Sari.
Sepaket dengan perjalanan ke Pulau Penyu ini, pengunjung juga disuguhi pemandangan objek wisata bawah laut. Perahu yang digunakan, dimodifikasi sedemikian rupa dengan bagian dasar tengah perahu dipasangi kaca, yang membuat dasar laut yang dangkal terlihat jelas. Berbagai ikan-ikan air laut yang beraneka ragam warna tubuhnya akan menjadi tontonan disini. Agar ikan-ikan mau mendekat, pengemudi kapal menebarkan roti tawar kelaut sebagai pancingan. Sebentar saja, ikan-ikan itu akan datang mendekat. Sayangnya jenis ikan yang mendekat kurang bervariasi sehingga kurang menarik untuk dinikmati .
Perahu motor tidak bisa merapat langsung ke lokasi Pulau Penyu karena pendangkalan. Pengunjung harus turun menyusuri sendiri pantai yang berair setinggi mata kaki sampai dengan bawah lutut orang dewasa. Jika takut kaki terantuk batu karang atau lainnya, bisa menyewa sepatu yang ditawarkan beberapa warga disana.
Pada Pulau Penyu ini terdapat ratusan ekor penyu berbagai ukuran dan usia. Untuk penyu yang berada di kandang merupakan penyu induk yang jumlahnya sekira 50 ekor. Yang berukuran besar usianya bisa mencapai 35 tahun lebih. Pengunjung bisa memegangi dan mengangkat induk penyu tersebut untuk berfoto bersama. Untuk setiap harinya induk penyu diberi makan rumput laut. Ketika air laut pasang mereka bisa leluasa ke pinggir pantai, namun tidak sampai lepas ke laut, karena telah dipagari dengan bambu. Mereka akan kembali ke kandang setelah air laut surut. Apabila ada yang tidak kembali, pekerja akan memindahkannya dengan tangan.
Penyu yang terdapat di tempat penangkaran tidak diperjualbelikan, apalagi dipotong untuk dikonsumsi, karena penangkaran itu sendiri semata-mata untuk upaya pelestarian satwa laut yang dikhawatirkan akan punah. Satwa tersebut sengaja dibiarkan berkembang biak secara alami. Setelah bertelur dan anak-anaknya itu kuat berenang di laut, anak penyu itu dilepas, sementara induknya tidak.
Tidak hanya penyu yang dapat dijumpai di pulau ini. Ular, monyet, burung dan hewan lain yang jinak bisa dijumpai di sana. Terdapat pula semacam galeri yang menawarkan berbagai macam cinderamata, termasuk replika penyu berbagai ukuran terbuat dari kayu dan batu karang. Kendati letaknya terpencil, di lokasi itu pun terdapat tempat penjualan makanan dan minuman.
Untuk menuju Pantai Tanjung Benoa tetap harus menggunakan bus-bus pariwisata, kendaraan sewa maupun pribadi karena masih belum adanya transportasi umum yang melewati daerah tersebut. Siap untuk berlibur? (navigasi/cax)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar